ANKARA - Presiden Turki dan Iran kembali menegaskan akan tetap melanjutkan aliansi dengan Rusia atas Suriah. Penegasan itu menjawab pernyataan Perancis yang menyebut telah terjadi perpecahan dalam aliansi Rusia dan Turki.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa serangan udara pada akhir pekan lalu terhadap target di Suriah telah berhasil dalam merekayasa perpecahan dalam aliansi Turki-Rusia.
Namun sumber kepresidenan Turki mengatakan, setelah komunikasi telepon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, kedua pihak menegaskan tetap melanjutkan aliansi tiga negara bersama dengan Rusia.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa serangan udara pada akhir pekan lalu terhadap target di Suriah telah berhasil dalam merekayasa perpecahan dalam aliansi Turki-Rusia.
Namun sumber kepresidenan Turki mengatakan, setelah komunikasi telepon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, kedua pihak menegaskan tetap melanjutkan aliansi tiga negara bersama dengan Rusia.
"Kedua pemimpin negara menekankan pentingnya melanjutkan kerja sama antara Turki, Iran dan Rusia untuk melindungi integritas teritorial Suriah dan menemukan solusi damai yang akan bertahan lama terhadap krisis," kata sumber dilansir AFP.
Rusia dan Iran merupakan sekutu kuat Suriah yang mendukung Presiden Bashar al-Assad untuk tetap berkuasa. Sementara Turki selama tujuh tahun perang sipil Suriah terus menyerukan penggulingan rezim Assad.
Pertemuan selanjutnya akan menjadi giliran Iran sebagai tuan rumah, namun belum menetapkan tanggal pelaksanaan.
Pertemuan selanjutnya akan menjadi giliran Iran sebagai tuan rumah, namun belum menetapkan tanggal pelaksanaan.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar