Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan,pakaian,tempat berlindung,pendidikan dan kesehatan.Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu
kala.Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukar karena kurang
pangan,tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.Dari ukuran
kehidupan modern pada masi kini mereka tidak menikmati fasilitas
pendidikan,pelayanan kesehatan,dan kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman
modern.
Pemerintah Indonesia yang berorientasi
mengembangkan Indonesia menjadi negara maju dan mapan dari segi ekkonomi
tertentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera
diselesaikan disamping masalah lain.
Salah satu contoh kemiskinan menimpa ibu
Wati.Wanita tangguh,dua suku kata ini kiranya pantas melekat pada seorang
ibu-ibu yang bernama ibu Wati. Dia adalah seorang penjual koran di Patung Kuda
Ngesrep,Tembalang,Semarang.Ia berjualan koran seharian dibawah terik matahari
demi menafkahi orang tuanya dan anaknya yang masih bersekolah.Ia merupakan
tulang punggung keluarganya,suaminya sudah pergi meninggalkan beliau ketika
sang anak dulu masiih kecil.
Semangat dari ibu Wati dalam mencari nafkah
patut di contoh,pada awalnya ibu wati bekerja sebagai buruh pabrik,tapi upah
yang sedikit dan tidak pasti membuat ibu Wati keluar dan mencari pekerjaan lain
dan akhirnya beliau menjadi penjual koran.Beliau mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup orang tuanya dan kehidupan diri sendiri,seperti makan untuk
sehari-hari dan membayar sewa kostan.Ibu Wati tinggal di sebuah kostan yang
berlokasi di Banyumanik,Semarang sedangkan anak dan orang tuanya tinggal di
Semarang bagian bawah.
Tetapi beliau lebih memilih berjualan koran
dari pada menjadi pengemis dengan meminta-minta uang,dan beliau lebih memilih
cara yang halal dalam menafkahi anak dan orangtuanya.Beliau tidak ingin
memberikan nafkah kepada anak dan orangtuanya secara haram dan tidak benar.
Dalam kesehariannya ibu Wati berjualan koran
di Lampu merah Patung Kuda Ngesrep,Tembalang mulai dari jam 7 pagi sampai jam 4
sore.Walaupun dalam kekurangan beliau tetap menyisihkan sebagian dari
pendapatannya untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan,seperti panti
asuhan dan lainnya.
Beliau sangat bersemangat mencari nafkah untuk
keluarganya,beliau tidak ingin anaknya putus sekolah hanya karena tidak ada
biaya untuk sekolah,beliau ingin anaknya menjadi orang sukses berguna bagi nusa
dan bangsa.Beliau tidak menginginkan anaknyya menjadi orang susah,karena itulah
beliau bekerja setiap hari tanpa pamrih sedikitpun.
Setiap satu kali dalam seminggu anaknya datang
untuk mengunjungi ibu Wati di Kostan.Beliau tidak menginginkan anaknya bekerja
juga untuk membantu mencari uang.Beliau hanya menyuruh anaknya agara berfokus
saja pada sekolahnya.Saat ini anak ibu Wati bersekolah di salah satu SMA
Semarang dan sudah kelas 10.
Kita dapat menilai sosok ibu Wati adalah
seorang perempuan yang tanpa pamrih mencari nafkah untuk keluarganya .Walaupun
mencari nafkah sendirian dan tanpa suami beliau tetap bersemangat.Ibu Wati juga
memiliki hati yang mulia,tetap menyisihkan beberapa dari uang yan dia dapat
untuk disumbangkan.Sosok ibu Wati dapat kita contoh,semangatnya,perjuangan
tanpa pamrihnya dan kebaikannya.Walaupun dalam kondisi yang kurang mampu tetapi
beliau tidak ingin bekerja sebagai pengemis atau tukang minta-minta dan ibbu
Wati tetap menjalani kehidupannya yang keras dengan ikhlas dan tabah demi
keluarganya yang sangat berharga.
Kita sebagai anak muda seharusnya juga
mencontoh semangat dari ibu Wati,anak muda zaman sekarang sangat banyak yang
suka mengeluh dengan kondisi yang dihadapinya.Seharusnya kita bersyukur sudah
dikasih kemudahan dan hidup berkecukupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar