Topo Adi Saputro lahir pada tanggal 25 Juni 1999 di Boyolali.Sejak
Sekolah Dasar, Topo sudah mengalami masa sulit. Ayahnya meninggal ketika dia
masih duduk di kelas 2 SD. Setahun kemudian, giliran ibunya yang wafat. Situasi ini membuat Topo harus tinggal di sebuah panti
asuhan, kawasan Boyolali. Selama 6 tahun, Topo tinggal di panti dan sekolah
seperti anak kebanyakan.
Basket belum menjadi kegemarannya saat itu,sia sering
di ajak oleh temannya bermain basketmhanya sekedar bermain-main saja,baru pada
tahun 2012 Topo berkecimpung di dunia basket dan menjadi kegemarannya.Kehilangan kedua orangtuanya tidak membuat
Topo untuk tetap melanjutkan kegemarannya.
Ketika ia ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA,Topo mendapat
tawaran beasiswa dari SMA Kristen Terang Bangsa Semarang.Ketika SMA Topo juga
ikut membela tim basket dari sekolahnya, permainannya cepat, tak kenal lelah, dan sangat bertenaga.
Itulah gambaran dari Topo.Pada
saat SMA karir basket Topo mulai meroket,berkat ketekunannya dalam dunia basket
Topo terpilih sebagai atlet basket untuk mewakili Jawa Tengah di kejuaraan-kejuaraan
besar seperti Kejurnas dan POPNAS.Hingga pada akhirnya di tahun 2016 Topo
terpilih menjadi atlet basket untuk mewakili Indonesia dalam kejuaraan FIBA
ASIA KU-16.
Tak mudah bagi Topo untuk masuk ke
timnas U-16 basket. Berbagai rintangan harus dilaluinya demi bisa mengenakan
atribut merah putih.Seperti persaingan yang sangat ketat antar sesama
pemain basket di Indonesia.
Sekarang Topo melanjutkan pendidikannya
di Universitas Diponegoro Semarang,dengan mendapatkankan beasiswa non akademik
dari Universitas Diponegoro.Sekarang Topo juga ikut membela Tim dari
Universitas Diponegoro.Topo Menjadi pemain inti dalam tim basket UNDIP.Selama
satu tahun berkuliah di UNDIP,Topo sudah banyak membantu tim basket UNDIP untuk
memenangkan kejuaraan-ejuaraan basket baik tingkat kota dan provinsi.
Ada dua orang sosok yang sangat
berjasa di dalam hidupnya yang membuat dirinya menjadi sekarang,yaitu Koh David
dan Franz.Mereka adalah orang yang melatih Topo dari awal pertama mulai belajar
basket,mereka yang selalu menyemangati Topo untuk selalu mengejar
mimpinya.Mereka tidak Cuma memberi materi latihan di dalam lapang tetapi mereka
juga memberi Topo motivasi saat di luar lapangan.
Bagi Topo tidak ada hari tanpa
basket,sepulang kuliah ia selalu bermain basket,melatih dan mengasah skill agar
lebih mantap.Basket sudah menjadi darah daging baginya.Topo mengatakan dari
basket dia bisa mendapatkan banyak teman yang berbeda-beda asalnya.Basket sudah
seperti keluarga baginya,basket banyak mengajarinya tentang kehidupan.Dengan
basket Topo juga bisa memilii pemasukan untuk kebutuhannya.
Ketika ditanya tentang harapannya
dalam berkarir basket Topo menjawab,ia ingin masuk kedalam club pro di Indonesia
yaitu IBL dan jika diberi kesempatan ia ingin masuk dan ikut membela tim basket
nasional senior Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar