Jalan Kelok 9
dibangun semasa pemerintahan Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914. Jalan ini
meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau
Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan
lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.
Berdasarkan catatan
Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit
kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3
kali lipat. Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran
berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang
melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan.
Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan
kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak.
Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam. Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.
Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam. Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.
Bagi setiap orang
yang melewati kelok 9,mereka Pasti akan mengambil beberaga potret gambar da n
ada juga yang akan berhenti sejenak untuk mengabadikan momen dan menikmati
pemandangan,kelok 9 juga termasuk kepada rute lomba balap sepeda dunia yang
diaadakan setiap tahunnya di Sumatera Barat yaitu Tour de Singkarak,dan
sekarang sebelum memasuki kelok 9 ada tempat kolam pemandian untuk anak-anak
dan orang dewasa yang baru saja di buka,bisa untuk tempat istirahat dan
bersantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar