Penipuan adalah salah
satu fenomena sosial yang signifikan dan meluas di zaman kita ( Miler &
Stiff,1993).Beberapa penelitian menyebutkan bahwa,orang menyampaikan satu
sampai dua kebohongan setiap hari,dari kebohongan yang ringan sampai kebohan
yang serius antara teman,keluarga,ditempat kerja,kekuasaan dan politik.Pada
saat yang sama teknologi informasi dan komunikasi dtelah mengaruhi hampir semua
aspek komunikasi dan interaksi manusia.Mulai dari teknologi sehari-hari menjadi
teknologi yang lebih canggih yang dapat mendukung interaksi organisasi.
Dua bagian utama yang
terkait dengan bentuk penipuan berbasis identitas online,dan yang lain berfokus
pada kebohongan yang sering menjadi bagian komunikasi sehari-hari
Defenisi
Tipuan Digital
Karakteristik penipuan, Karakteristik pertama adalah bahwa
tindakan penipuan harus disengaja atau disengaja. Pesan yang tidak disengaja menyesatkan
biasanya tidak dianggap menipu, tapi malah digambarkan sebagai kesalahan.(Buller
& Burgoon, 1994).Ciri kedua adalah bahwa penipuan dirancang untuk
menyesatkan atau membuat kesalahan,percaya pada beberapa target Artinya, tujuan
sang penipu adalah meyakinkan orang lain untuk percaya sesuatu yang penyesatnya
dianggap salah.
Tipuan digital memeliki tambahan karakteristik, yaitu
bahwa kontrol atau manipulasi informasi dalam sebuah penipuan diberlakukan
dalam pesan yang dimediasi secara teknologi. Artinya, pesan itu harus
disampaikan dalam medium selain basic face-to-face setting. Tipuan digital
semacam itu melibatkan segala bentuk tipu daya yang ditransmisikan melalui
teknologi komunikasi, seperti telepon, Email, Instant Messaging, chatrooms,
newsgroup, weblog,listservs, multiplayer online videogame dll.
Secara khusus, penipuan digital berbasis
identitas mengacu pada tipuan itu mengalir dari manipulasi atau tampilan palsu
identitas seseorang atau organisasi. Sebagai contoh:email yang dirancang
sebagai seorang penjual agar terlihat seperti orang yang memiliki toko belanja
online,lalu mencari target untuk ditipu dan agar mendapatkan uang.Tipuan
digital berbasis pesan,mengacu untuk menipu yang terjadi dalam komunikasi
antara dua atau lebih lawan bicaranya.Ini mengacu pada tipu daya dimana
informasi dalam pesan dipertukarkan lawan bicara dimanipulasi atau dikendalikan
untuk menipu.Misalnya, saat salah satu teman menelepon,mengatakan bahwa dia
akan terlambat menghadiri pertemuan mereka karena lalu lintasnya buruk,padahal
sebenarnya dia terlambat bangun.
Penipuan
digital berbasis identitas
Mungkin
masalah penipuan yang paling jelas untuk dipertimbangkan adalah kemampuan yang
diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi untuk memanipulasi atau
mengaburkan identitas kita.Penyediaan komunikasi online di Indonesia juga dapat
mengakibatkan penipuan identitas.Penipuan identitas mengacu pada tipu daya yang
mamanipulasi presepsi kita mengenai seseorang sebagai anggota kelompok
sosial,atau seperti laki-laki,perempuan,pelajar,pekerja,dll.Tipuan gender
merupakan jenis penipuan yang paling ssering terjadi.Penipuan identitas berupa
penyembunyian identitas asli dengan menggunakan nama samaran saat
mengeksposkannya.
Semenjak
internet telah berevolusi mejadi tempat yang sudah bisa untuk bertransaksi
keuangan dan berbisnis,bentuk penipuan pun menjadi lebih serius dan kriminal
terus bertambah.Banyak kasus-kasus penipuan yang terjadi di
internet,misalnya,penipuan pelelangan di internet,atau penipuan penjualan.Sementara
Internet pasti menawarkan sejumlah keuntungan bagi si penipu yang mungkin tidak
bertatap muka dengan sikorban.
Message-Based
Digital Deception
Memproduksi tipuan
digital. Penelitian menunjukkan bahwa penipuan pada umumnya bersifat
fundamental, baik dalam setting interpersonal maupun di dalam pekerjaan dan
konteks organisasi.Beberapa telah berpendapat bahwa komunikasi berbasis
internet penuh dengan penipuan.
Karakteristik
penipu dan penerima yang dianggap relevan dengan tingkat keberhasilan Penipuan
dideteteksi meliputi motivasi untuk berbohong, masing-masing individu memiliki kemampuan intrinsik menipu atau mendeteksi
tipuan.Pengalaman dan keakraban juga diasumsikan memainkan peran penting dalam hal
ini , termasuk pengalaman relasional antara si penipu dan penerima, serta
pengalaman kedua individu dengan media komunikasi dan konteksnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar