Minggu, 22 April 2018

A Culture of Media Violence (2005:123)

Media-media di Amerika sangatlah kejam.Analisis pemrogaman selama 20 tahun (1973-1993) menemukan bahwa selama bertahun-tahun tingkat kekerasan di  Amerika terjadi 5 kali setiap jamnya.Pada bulan Agustus 1994,Pusat Media dan Urusan Publi melaporkan bahwa,dalam satu hari 18 jam pada tahun 1992 setidaknya ada 10 saluran dari semua jenis media menayangkan adegan-adegan kekerasan,yang mana adegan-adegan kekerasan dari setiap saluran media tersebut berbeda.Seperti televisi,musik,dan video game yang mana didalamnya terdapat hal-hal yang berbau akan kekerasan.
Menurut berbagai studi,tayangan televisi terbukti mempunyai pengaruh kuat.Dengan melihat,orang menjadi lebih percaya.Apa yang tampak di televisi dianggap sebagai realitas bermakna.McLuhan,seorang ahli psikologi komunikasi berpendapat bahwa manusia berhubungan dnegan relevisi susdah tidak hanya melihat atau menonton agi,tapi sudah terlibat di dalamnya.Apalagi dnegan kemajuan teknologi sekaarang ini.
Pada zaman sekarang di setiap rumah ada yang memiliki lebih dari satu televisi.Dan pada zaman sekarang ada anak yang dikamarnya sudah memiliki televisi,komputer dan video game sendiri.Menurut prespektifkultivasi,televisi menjadi media utama di mana para penontonnya belajar tentang masyarakat dan kultut di lingkungannya.Dengan kata lain,preseosi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya,sangat ditentukan oleh televisi.Artinya,melalui kontak kita dengan televisi,kita belajar tentang dunia,orang-orang,nilai-nilai dan adat istiadat.

Anak-anak sekarang sudah bisa menggunakan teknologi terbaru dengan baik,anak-anak sekarang dengan mudahnya sudah dapat mengaskes hiburan dari media sesuai dengan yang mereka suaki.Rata-rata siswa kelas 7 menonton televisi sekitar 4 jam per harinya,dan 60% dari tayang tersebut mengandung kekerasan.Rata-rata siswa kelas 7 bermain game elektronik setidaknya 4 jam per minggunya,dan 50% dari game tersebut mengandung kekerasan.Menurut American Psychiatiaric Association,pada usia 18 tahun anak-anak di Amerika melihat 16.000 simulasi pembunuhan dan 20.000 tindakan kekerasan.

Beberapa ahli menunjukkan adanya potensi imitasi atau peniruan sebagai efek segera yang muncul di masyarakat atau tayangan kekerasan di televisi.Adapu efek jangka panjang adalah habituation,yaitu orang menjadi terbiasa dengan kekerasan dan kriminal.Akibatnya,orang menjadi tidak peka,permisif,dan toleran terhadap kekerasan.Bahkan,Porter(1999) menunjukan adanya learning social norm karena tayangan kekeran yang terus-menerus,bisa dianggap menyelesaikan masalah.


Dulu kekerasan hanya bumbu sebuah tayang atau berita.Sekarang ketika media bersaing ketat,kekerasan dan kriminalitas menjdai menu favorit yang dikemas,dijual,dan diberi acara tersendiri.Selama rating dari acara tersebut tinggi,pengelolanya akan terus menayangkan program tersebut.

KESIMPULAN
Pada zaman sekarang kekeran sudah menjadi hal yang wajar untuk di tampilkan.Selagi masyarakat menyukai,media akan terus menayangkan.Kekerasan yang ditayangkan akan berdampak buruk untuk masyaraat terutama anak-anak dan remaja.Pada zaman sekarang anak-anak dan remaja sudah bisa menggunakan teknologi-teknologi dengan sendiri.Di Amerika remaja sudah menyaksikan banyak sekali contoh dari kekersan.Televisi merupakan media utama yang mudah untuk menyebarkan kekersan di masyarakat,dengan membuat acara tersendiri yang membahas tentang kekerasan.Masyarakat bisa saja meniru tindakan kekerasan yang mereka saksikan pada siaran tersebut.

Media yang baik perlu kita wujudkan.Pertama dari pemerintah,selaku pemimpin dan penyelenggara negara pemerintah berfungsi sebagai pengatur agar roda aktivitas media dapat berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan.Kedua pihak penyelenggara,pihak penyelenggara harus memeiliki kesadaran yang penuh dan berkomitmen untuk menyelanggarakan siaran yang mendidik.Yang ketiga adalah masyarakat,seharusnya masyarakat harus bertindak kritis dalam menonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar