Kamis, 15 Februari 2018

Manis Pahitnya Jadi Anak Rantau




Halo saya Yolanda Puspa Ramadani,biasa dipanggil Yolan. Lahir 23 Januari 1998 di Payakumbuh,Sumatera Barat.Saya kuliah di Universitas Diponegoro Semarang jurusan Ilmu Komunikasi,angkatan 2016.Nah sekarang saya mau cerita sedikit tentang manis dan pahitnya jadi anak rantau.

Kita mulai dari manisnya dulu yuk,Enaknya jadi anak rantau itu kita bisa berkenalan dengan orang-orang baru yang berasal dari berbagai daerah.Tidak cuma mendapat banyak teman kita juga bisa tau bagaimana budaya dari daerah-daerah lain atau mengetahui keberagaman budaya lain.Kita juga bisa kenal lebih banyak orang yang satu kota/satu provinsi dengan kita yang mana sebelumnya kita tidak saling kenal.Seperti saya,seorang teman yang berasal satu kota dengan saya dan sebelumnya saya tidak pernah mengenalnya.Kami bertemu karena sama-sama kuliah di UNDIP dan sama-sama masuk kedalam Ikatan Mahasiswa Minang Semarang,dan sampai sekarang kami berteman dekat.Tidak hanya itu kita juga bisa mencoba berbagai macam hal yang baru seperti makanan dan minuman.Saya sebagai seorang yang menyukai rasa pedas awalnya memang sulit untuk memakan makanan jawa yang mana pada umumnya manis,tapi lama-kelamaan saya mulai terbiasa.Saya banyak mencoba makanan baru selama di Semarang seperti tahu petis,seblak,penyetan kuah dll.

Sekarang pahitnya menjadi anak rantau.Tidak enaknya menjadi anak rauntau yang pertama jelas jauh dari orang tua dan rumah.Pada awal saya di smearang,saya selalu merasa homesick,menangis setiap malam,karena jauh dari rumah,rasa untuk pulang selalu menghampiri saya,tapi seiiring dengan berjalannya waktu saya sudah merasa nyaman di Semarang,karena punya teman yang perhatian dan baik.Selain selalu merasa homescik kendala saya selama menjadi anak rantau yaitu bahasa,namanya saja di Jawa maka pada umumnya orang-orang disini menggunakan bahasa jawa.Pada awalnya saya agak sedikit bingung karena teman-teman saya pada umumnya juga menggunakan bahasa jawa di kampus,tetapi mereka juga menghargai orang-orang yang tidak berasal dari jawa maka mereka menggunakan bahasa Indonesia.Jadi semua masalah tentang bahasa teratasi dengan bahasa Indonesia.

Nah mungkin sekian dulu yang bisa saya bagi tentang manis pahitnya jadi anak rantau,setiap anak rantau pasti mengalami manis dan pahit yang berbeda-beda.Ini fersiku mana fersimu?
Sampai bertemu ditulisan yang lainnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar